Penyimpangan Semu Hukum Mendel

Menurut Mendel, persilangan dengan satu sifat beda / monohibrida akan menghasilkan rasio fenotip pada F2 sebesar 3 : 1. Sementara itu, persilangan dengan dua sifat beda / dihibrida akan menghasilkan rasio fenotip F2 sebesar 9 : 3 : 3 : 1.
Penelitian lanjutan yang dilakukan oelh ilmuwan lainnya menemukan adanya "keganjilan" pada rasio fenotip dari suatu percobaan persilangan ( hibrid ) yang berbeda dengan apa yang ditemukan oleh Mendel. 
Beberapa rasio yang dimaksud, antara lain : 1 : 2 : 1 , 15 : 1 , 12 : 3 : 1 , 9 : 3 : 4. Bila kita cermati, rasio-rasio tersebut tidak sepenuhnya menyimpang jauh dengan apa yang ditemukan oleh Mendel.
Misalnya : 
rasio 12 : 3 : 1 mirip dengan ( 9 + 3 ) : 3 : 1
rasio 15 : 1 mirip dengan ( 9 + 3 + 3 ) : 1
rasio 9 : 3 : 4 mirip dengan 9 : 3 : ( 3 + 1 )
Karena penyimpangan tersebut masih mengikuti hukum Mendel, maka disepakati bahwa penemuan ini dianggap sebagai bentuk penyimpangan semu hukum Mendel.

Penyimpangan semu hukum Mendel sebenarnya dapat terjadi karena adanya interaksi antar alel dan genetik.

Interaksi antar alel dapat berupa :
1. Dominan tidak sempurna.
Pada kasus ini, sifat yang ditentukan  alel dominan tidak dapat menutup sifat yang dibawa alel resesif secara sempurna sehingga individu yang bergenotif heterozigot menunjukkan sifat yang berbeda dengan sifat dominan dan sifat resesif.
Contoh pada persilangan mawar berbunga merah dengan mawar berbunga ungu pada F1 dihasilakan100% mawar berbunga merah muda. Dan ketika mawar berbunga merah muda ( F1 ) disilangkan dengan sesamanya, dihasilkan rasio fenotif F2 sebesar 1 : 2 : 1. Hukum Mendel 3 : 1.

2. Kodominan
Pada kasus ini, ada dua alel pada gen yang menghasilkan produk berbeda. Alel yang satu tidak dipengaruhi oleh alel yang lain

3. Alel lethal
Merupakan alel yang dapat menyebabkan kematian pada individu yang memiikinya. Alel lethal dapat berupa alel dominan , dapat juga alel resesif

4. Alel Ganda
Merupakan terdapatnya tiga atau lebih dari suatu gen

Interaksi genetik, dapat berupa :
1. Atavisme
Yaitu munculnya suatu sifat sebagai akibat interaksi dari beberapa gen. Rasio fenotif nya 9 : 3 : 3 : 1

2. Kriptomeri
Terjadi karena sifat gen dominan yang tersembunyi jika berada bersama-sama dengan gen dominan lain dalam suatu genotif. Rasio fenotif nya  9 : 3 : 4

3. Epistasis
Gen yang sifatnya mempengaruhi / menghalangi gen lain, sedangkan gen yang dipengaruhi / dihalangi disebut hipostasis.
Rasio fenotif nya 12 : 3 : 1

4. Komplementer
Merupakan kasus dimana terjadi interaksi beberapa gen yang saling melengkapi.
Rasio fenotifnya   9 : 7

5. Polimeri
Merupakan interaksi dua gen dominan yang mempengaruhi satu sifat yang sama sehingga keberadaan salah satu gen dominan akan menunjukkan ekspresi gen yang sama.
Rasio fenotinya 15 : 1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LKS : Tahapan Fotosintesis dan Arti Penting fotosintesis

SOAL dan PEMBAHASAN SOAL UN BIOLOGI SMA TAHUN 2017

Keterkaitan antara Metabolisme Karbohidrat, Lemak dan Protein